HASIL KERJA KAMI

Kami  berupaya menangani krisis lingkungan secara inovatif dengan menggabungkan 3 pilar: mengembangkan kurikulum pendidikan ekologi, melatih guru-guru lokal, dan menyediakan peningkatan infrastruktur ramah lingkungan di sekolah-sekolah.

1. KURIKULUM PENDIDIKAN LINGKUNGAN

Kami berkomitmen untuk mengembangkan kurikulum pendidikan lingkungan yang dapat diimplementasikan oleh guru-guru di sekolah mereka sebagai bagian dari pendidikan formal. Kurikulum ini mencakup berbagai topik lingkungan yang penting dan menarik, termasuk polusi plastik, perubahan iklim, keanekaragaman hayati, dan konservasi.

Tidak seperti metode pengajaran konvensional, kurikulum kami menekankan pembelajaran berdasarkan pengalaman dan pendekatan positif,  menggunakan kegiatan interaktif dan menyenangkan. Rencana pembelajaran disusun berdasarkan model pembelajaran empat fase: Evokasi – Realisasi Makna – Refleksi – Aksi Lanjutan.

Kurikulum kami mencakup berbagai pengalaman yang menarik dan edukatif, seperti permainan gerak, mendongeng, seni dan upcycle, wayang, drama, lagu, tarian, kuis, permainan peran, karya seni, poster, pemutaran film dokumenter, eksperimen, pengomposan, berkebun, mengamati burung, kunjungan lapangan, dan kegiatan bersih-bersih di sekolah/pantai/sungai.

Program Sekolah Nol Sampah

Sejak Juli 2019, Program Sekolah Nol Sampah telah diadopsi oleh masing-masing pendidik dan sekolah di seluruh Indonesia – dari Sumatera Utara hingga Aceh, Jambi, Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku Utara, Lombok, dan Bali.

Topik-topik program meliputi masalah yang ditimbulkan oleh sampah plastik dan mikroplastik terhadap lingkungan dan kehidupan laut, mengambil tindakan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan beralih ke kantong dan botol air yang dapat digunakan kembali, mengeksplorasi pemisahan sampah dan penguraian sampah organik dibanding dengan sampah anorganik, dan terhubung ke bank sampah lokal.

Para guru menyatakan dalam survei pasca-kegiatan bahwa Program Sekolah Nol Sampah mudah diterapkan dan anak-anak antusias dan terinspirasi oleh isi dan formatnya. Hal ini juga menunjukkan bahwa kurikulum meningkatkan pengetahuan mereka sendiri dan mendukung mereka untuk menjadi pendidik yang lebih ramah lingkungan.

Tas belanja pakai ulang Tasini yang mudah dibawa, dibagikan kepada para peserta yang telah menyelesaikan tahap pertama program yang memungkinkan mereka untuk beralih ke kantong plastik sekali pakai. Hadiah produk ramah lingkungan lainnya, yaitu set alat makan zero waste dan filter air siap minum.

Pada tahun 2024, kami memperbarui Program Sekolah Nol Sampah secara menyeluruh untuk memaksimalkan dampak dan skalabilitasnya. Program ini menggabungkan pengalaman belajar langsung dengan peningkatan infrastruktur sekolah yang praktis dan ramah lingkungan. Selaras dengan kurikulum nasional, program ini dirancang untuk diterapkan di sekolah dasar mana pun di seluruh Indonesia.

Kurikulum 12 pelajaran melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan dan interaktif, mengajarkan mereka tentang penyebab dan akibat polusi plastik. Kurikulum ini menginspirasi mereka untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan praktik pemilahan sampah.

Untuk mendorong perubahan yang berkelanjutan pada kebiasaan pengelolaan sampah di sekolah, program ini meliputi:

  • Pengadaan kantin bebas plastik sekali pakai
  • Penerapan sistem tempat pemilahan sampah
  • Menghubungkan sekolah dengan bank sampah untuk sampah daur ulang
  • Pembangunan fasilitas pengomposan untuk mengelola sampah organik secara efektif

Audit sampah yang kami lakukan mengungkapkan kemajuan yang mengesankan yang telah dicapai oleh sekolah percontohan:

  • Pengurangan konsumsi plastik sekali pakai sebesar 81,34%
  • Penurunan sebesar 86,66% untuk jumlah sampah residu (sampah yang dikirim ke tempat pembuangan akhir)
  • 1,6 kg sampah didaur ulang setiap minggunya
  • 6,9 kg sampah organik dikompos setiap minggu

Hasil ini menunjukkan kekuatan transformatif pendidikan di sekolah dan dampak nyata yang dapat diciptakannya. Penelitian lebih lanjut mendukung pendekatan ini, yang mana menunjukkan bahwa mengajarkan anak-anak tentang pengelolaan sampah 10 kali lebih hemat biaya daripada membersihkan sampah dari laut, pantai, dan sungai.

20

Sekolah Terjangkau

612

Anak-anak Terjangkau

Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai

Pada tahun 2021, kami bermitra dengan Making Oceans Plastic Free – Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai. Kami bekerja sama dengan 3 Dinas Pendidikan setempat di Kabupaten Malang, Mataram dan Lombok Barat, menjangkau 9 Sekolah Dasar dan siswa kelas 4-6 mereka. Tahun 2022, kami memperbarui program (berdasarkan masukan guru) dan menerapkannya di 5 SD lainnya di Kabupaten Mataram dan Lombok Barat.

Polusi plastik yang terjadi di Indonesia mengalami peningkatan tajam selama beberapa tahun terakhir, yang membuat masyarakat terpapar sejumlah besar risiko kesehatan dan ekonomi. Berbagai risiko yang timbul seperti risiko akibat menelan mikroplastik bersama makanan laut yang semakin terkontaminasi, risiko dari dampak negatif pada sektor perikanan, dan juga industri pariwisata. Sebagai negara dengan populasi keempat terbesar dengan 40% sampah plastik berakhir di lautan, dampak negatif polusi plastik yang terjadi jauh melampaui risiko lokal: Indonesia adalah sumber polusi plastik laut terbesar kedua di dunia yang berkontribusi signifikan terhadap krisis sampah laut global.

Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai dirancang untuk mengubah salah satu faktor paling kritis yang berkontribusi terhadap polusi plastik: kebiasaan berplastik. Kebiasaan berplastik menggambarkan perilaku rutin menggunakan produk plastik sekali pakai, seperti kantong belanja plastik, sedotan plastik, botol dan gelas plastik, dan banyak lagi. Kebiasaan berplastik merupakan salah satu sumber masalah terbesar yang berkontribusi terhadap krisis polusi plastik di daratan dan lautan kita.

Kami mengidentifikasi peluang efektif untuk mengubah kebiasaan berplastik berdasarkan kegiatan pendidikan lingkungan untuk anak-anak sekolah. Kami menggunakan pelatihan guru untuk mencapai dampak berkelanjutan dan efek berlipat ganda. Anak-anak sekolah sebagai kelompok sasaran menawarkan peluang untuk hasil yang lebih mudah dan lebih efektif karena prinsip-prinsip intervensi dini. Lebih jauh lagi, hasil dari intervensi menghasilkan manfaat untuk dampak positif seumur hidup.

Dalam Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai, kami mendukung sekolah dan guru dalam membantu anak-anak sekolah mengubah kebiasaan berplastik mereka dengan kegiatan pendidikan lingkungan yang mudah, menyenangkan, dan interaktif yang terbagi dalam 12 kegiatan pembelajaran. 

Berdasarkan dampak dari hasil survei, anak-anak yang berpartisipasi dalam program ini memiliki kesadaran lebih tinggi akan risiko polusi plastik, mereka belajar tentang solusi alternatif, dan diberdayakan untuk mengubah kebiasaan plastik mereka secara efektif. Bagian dari program ini yaitu pemberian penghargaan berupa hadiah produk ramah lingkungan seperti botol minum isi ulang, filter air siap minum, gantungan kunci/tas jinjing Tasini yang dapat dipakai kembali, dan buku komik edukasi.

Program percontohan Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai (2021) didanai oleh proyek ‘Rethinking Plastics – Circular Economy Solutions to Marine Litter’ dari Uni Eropa dan Pemerintah Jerman.

Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai pada tahun 2022 didanai oleh SEZ Baden-Württemberg yang menjangkau 985 anak sekolah. Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai pada tahun 2023 didanai oleh Postcode Lotterie yang menjangkau 1.000 anak sekolah.

19

Sekolah Terjangkau

3.015

Anak-anak Terjangkau

Program Pahlawan Samudra

Pada tahun 2022, kami telah mengembangkan program percontohan bersama mitra kami Plastic Bank Indonesia – Program Pahlawan Samudra. Program ini dirancang untuk siswa sekolah dasar di Bali, Lombok, Surabaya, dan Jakarta. Program ini terdiri dari 12 mata pelajaran untuk kelas 1-3 SD dan 12 mata pelajaran untuk kelas 4-6 SD.

Tujuan dari proyek ini adalah untuk mendidik generasi penerus tentang cara mengurangi konsumsi plastik sekali pakai dan mengembangkan kebiasaan daur ulang plastik mulai dari rumah, untuk melindungi lingkungan dan laut kita.

Keberlanjutan proyek dijamin dengan penyediaan akses infrastruktur daur ulang di sekolah untuk siswa, keluarga, guru, dan masyarakat sekitar. Dengan menyumbangkan sampah plastik daur ulang, mereka dapat berkontribusi untuk meningkatkan laju daur ulang plastik, dan menghentikan pembuangan plastik ke lautan.

Program Pahlawan Samudra adalah sebuah proyek percontohan untuk sekolah-sekolah di Indonesia oleh Plastic Bank yang bekerja sama dengan Alliance to End Plastic Waste. Rencananya program ini akan diadopsi oleh cabang-cabang Plastic Bank di Filipina, Thailand, Mesir, dan Brazil.

20

Sekolah Terjangkau

5.000

Anak-anak Terjangkau

Program Keluarga Bebas Plastik Sekali Pakai

 

Program percontohan Keluarga Bebas Plastik Sekali Pakai tahun 2023 bertujuan untuk mengubah kebiasaan konsumsi plastik di tingkat keluarga, menjangkau 174 siswa dan 162 orang tua.

Pertama, kami mengondensasi program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai yang berdampak besar dan melatih 6 guru dari SDN 5 Peguyangan Denpasar. Kami menambahkan kegiatan tambahan termasuk orang tua, pada tahap akhir siswa menampilkan drama boneka dan pertunjukan lagu/koreografi, dan orang tua mereka diundang untuk hadir. Selama program, para siswa juga mensosialisasikan topik plastik laut dan mengurangi plastik sekali pakai dengan anggota keluarga mereka.

Program percontohan telah dilaksanakan bersama dengan Making Oceans Plastic Free yang mengkhususkan diri dalam perubahan perilaku dan pengukuran dampak.

174

Anak-anak Terjangkau

162

Orang Tua Terhubung

Pengalaman Snorkeling Menjelajah Terumbu Karang untuk Anak Sekolah

Indonesia merupakan rumah bagi salah satu ekosistem terumbu karang terluas di dunia, yang membentang lebih dari 50.000 kilometer persegi. Namun, terlepas dari ukuran dan pentingnya, sekitar 95 persen terumbu karang Indonesia terancam, dengan penangkapan ikan yang berlebihan, praktik penangkapan ikan yang merusak, dan polusi sebagai ancaman utama. Lebih jauh lagi, perubahan iklim telah mengakibatkan peningkatan suhu laut dan pengasaman laut, yang dapat menyebabkan pemutihan karang dan kematian massal.

Sayangnya, sekitar 95 persen anak sekolah di Indonesia tidak dapat berenang, yang berarti mereka tidak dapat menjelajahi habitat laut yang unik ini secara langsung dan mungkin tidak sepenuhnya menghargai nilai ekologisnya. Kurangnya akses ini merupakan hambatan signifikan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya terumbu karang dan ancaman yang dihadapinya.

Untuk mengatasi masalah ini, program Pengalaman Snorkeling Terumbu Karang untuk Anak Sekolah memberikan kesempatan bagi siswa untuk merasakan terumbu karang secara langsung, mempelajari pentingnya terumbu karang bagi konservasi keanekaragaman hayati, dan memahami ancaman yang dihadapi ekosistem yang rapuh ini.

Program ini meliputi transportasi dari sekolah ke Padang Bai, tempat para siswa belajar cara bersnorkel di kolam renang di OK Divers Resort di bawah pengawasan instruktur profesional. Setelah pelatihan, para siswa akan naik perahu singkat ke area terumbu karang, tempat mereka dapat menjelajahi keanekaragaman hayati terumbu karang di bawah pengawasan instruktur profesional dari OK Divers.

Setelah sesi snorkeling, para siswa kembali ke resor untuk makan siang vegetarian bebas plastik sekali pakai dan merenungkan pentingnya ekosistem terumbu karang dan pemulihan terumbu karang, yang diperkenalkan oleh para ahli dari Lembaga Non Profit lokal Livingseas . Sesi refleksi ini membantu siswa memahami peran penting terumbu karang dalam menopang kehidupan laut dan pentingnya melindunginya dari aktivitas manusia yang tidak berkelanjutan.

Evaluasi dampak awal dan akhir program menunjukkan bahwa para siswa merasakan hubungan yang erat dengan alam dan memahami ancaman yang dihadapi terumbu karang. Para siswa yang paling antusias berkesempatan untuk mendaftar dalam program pemulihan terumbu karang lanjutan yang diselenggarakan oleh Livingseas, yang melibatkan partisipasi aktif dalam upaya pemulihan terumbu karang. Dengan berpartisipasi dalam program ini, para siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan yang berharga tetapi juga menjadi agen perubahan untuk konservasi terumbu karang, menyebarkan kesadaran di komunitas mereka dan sekitarnya.

15

Anak-anak Terjangkau

Pembersihan Tanggul Sampah Sungai

Sebuah proyek percontohan yang melibatkan 85 siswa dari SND 9 Pedungan di Denpasar yang mendapatkan pengalaman langsung dalam mengumpulkan sampah plastik dari tanggul sampah sungai terdekat yang dipasang oleh Sungai Watch . Para siswa menyaksikan bahwa, setiap hari, sekitar 15 kilogram sampah plastik terkumpul di sungai kecil tersebut, yang kemudian mengalir ke hutan bakau.

Kegiatan bersih-bersih tanggul sampah Sungai Watch merupakan kegiatan pembelajaran berdasarkan pengalaman yang berharga yang melengkapi Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Poster Daur Plastik, di mana para siswa belajar bagaimana, dari pembelian awal produk yang dibungkus plastik sekali pakai, plastik bergerak melalui jalur air ke laut, mencemari ekosistem laut dan pada akhirnya memengaruhi kesehatan manusia.

85

Anak-anak Terjangkau

Program Konservasi Keanekaragaman Hayati

Sejak tahun 2017, kami telah mulai merilis kegiatan lingkungan individu yang berfokus pada konservasi keanekaragaman hayati, ekosistem, dan spesies yang terancam punah. Kegiatan eco-activity tersebut antara lain: permainan interaktif, kuis, mendongeng, kerajinan daur ulang dan menonton film dokumenter Green Desert (lihat video di bawah ini).

Pada tahun 2018, kami menerapkan Program Gratis Mengamati Burung, yang didukung oleh World Association of Zoo and Aquariums dan Zoo Ostrava. Indonesia memiliki salah satu spesies burung yang dinilai terancam punah dengan jumlah tertinggi, namun ribuan spesies yang terancam punah tersebut masih dijual di pasar lokal. Sebagian besar karena tingginya permintaan burung sebagai hewan peliharaan, setiap lima rumah tangga di Indonesia memelihara burung di kandang sebagai hewan peliharaan.

Tujuan dari Program Mengamati Burung Bebas adalah untuk menginspirasi dan memfasilitasi perubahan pemikiran masyarakat setempat tentang nilai-nilai satwa liar yang menjadi bagian penting dari ekosistem dunia. Hal ini dicapai melalui rangkaian kegiatan mengamati burung dan edukasi yang akan mendorong anak-anak dan orang tua mereka untuk pengabdian jangka panjang terhadap alam dan lingkungan, dan menginspirasi mereka melalui edukasi tentang bagaimana cara merawat dan melestarikan sumber daya alam yang terbatas dan unik. Dengan hubungan yang mendalam dengan alam sekitar, mereka akan mengadopsi kebiasaan baru untuk memahami dan melindungi alam.

7

Sekolah Terjangkau

650

Anak-anak Terjangkau

Lokakarya Climate Fresk

 

Pada tahun 2023, kami menjadi fasilitator resmi Lokakarya Climate Fresk dan mulai menyelenggarakan lokakarya publik.

Climate Fresk adalah lokakarya kolaboratif dan menyenangkan yang didasarkan pada data dari laporan IPCC . Peserta mempelajari penyebab dan konsekuensi perubahan iklim, terhubung dengan orang-orang yang berpikiran sama, dan terinspirasi untuk mengambil tindakan. Kontennya cocok untuk pemula maupun ahli. Lebih dari 1.700.000 orang telah menghadirinya di seluruh dunia.

7

Anak-anak Terjangkau

42

Peserta Dewasa Tercapai

Program Pendidikan Perubahan Iklim

Pada tahun 2020, kami telah mengembangkan Program Edukasi Perubahan Iklim yang dirancang untuk siswa SMP dan SMA. Kurikulum yang komprehensif ini membuat siswa memahami:

  • Peran penting yang dimainkan karbon di Bumi dan memahami kebutuhan untuk menjaga keseimbangan siklus karbon.
  • Bahwa tindakan manusia telah menyebabkan peningkatan substansial jumlah CO2 dan efek gas rumah kaca lainnya di atmosfer dan memahami apa dampaknya terhadap planet ini.
  • Pentingnya memulihkan keseimbangan dan jangkauan tindakan yang dapat dilakukan, di tingkat individu dan masyarakat untuk dampak yang nyata.
  • Bahwa sebagian besar tindakan emisi CO2 terkait dengan gaya hidup dan pilihan konsumsi sehari-hari dan kita dapat membatasi jejak CO2 kita pribadi dengan mengonsumsi lebih sedikit dan menghemat lebih banyak energi.

Selama program, siswa juga akan mengembangkan apresiasi dan hubungannya dengan alam, serta mereka didorong untuk mengembangkan proyek aksi kecil. Program ini terbuka untuk peluang kerjasama agar segera dapat diimplementasikan.

 

Aktivitas Lingkungan Daring

Program ini dikembangkan pada tahun 2020 sebagai respon terhadap penutupan sekolah akibat pandemi COVID-19. Selama masa pembatasan sosial, orang tua mengambil peran sebagai pendidik, dan ini adalah kesempatan besar untuk membawa pendidikan berlanjut dari sekolah ke rumah. Hal ini menginspirasi kami mendukung guru Indonesia untuk melibatkan orang tua diiringi dengan sumber daya eco-activity dalam topik konservasi keanekaragaman hayati, pengelolaan limbah, dan perubahan iklim.

Contoh Eco-Activity Online

8

Guru Terjangkau

195

Anak-anak Terjangkau

Koneksi Global Generasi Hijau

Tujuan dari program Green Kids Global Connect adalah untuk menghubungkan siswa dari latar belakang budaya yang berbeda dan bertukar ide untuk mengatasi masalah lingkungan pada tingkat individu dan sekolah.

Program percontohan 2023 menghubungkan 40 siswa dari Sekolah Dasar SD Saraswati Sukawati di Bali, Indonesia, dan Sekolah Labirin di Brno , Republik Ceko.

Pada tahap pertama, para siswa membuat kartu pos video yang memperkenalkan anggota tim, sekolah, dan lingkungan sekitar mereka. Pada tahap kedua, para siswa menyiapkan presentasi interaktif yang memperkenalkan berbagai solusi ramah lingkungan di sekolah dan komunitas mereka. Pada tahap ketiga, para siswa memperkenalkan solusi mereka selama rapat video dan mendiskusikannya dengan rekan-rekan lintas batas mereka.

Pada semester kedua tahun 2023, kami mencapai 35 siswa dengan Program Green Kids Global Connect. 

75

Anak-anak Terjangkau

...

2. PELATIHAN GURU

Guru merupakan inti dari upaya kami untuk menginspirasi anak-anak dan masyarakat agar hidup lebih berkelanjutan. Kami percaya bahwa pelatihan guru lokal merupakan cara yang paling efektif untuk meningkatkan kesadaran akan topik lingkungan dan mencapai perubahan perilaku pada anak sekolah dan masyarakat luas. Kami menggunakan pelatihan guru untuk mencapai dampak berkelanjutan dan efek berlipat ganda.

Pelatihan Guru Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai 

Bagian penting dari Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai adalah melibatkan Dinas Pendidikan setempat untuk merekrut sekolah, dan mengembangkan lebih lanjut serta melaksanakan pelatihan bagi guru, kepala sekolah, dan administrasi departemen pendidikan.

Pelatihan ini dilakukan secara online dan lokakarya secara offline selama 2 hari. Tujuannya adalah agar para pendidik:

  • Memahami beberapa teknik pedagogis yang meningkatkan pengalaman peserta didik
  • Mendapatkan pengetahuan tentang plastik sekali pakai, polusi, dan solusinya
  • Memahami konsep 5 Solusi Besar untuk mengurangi plastik sekali pakai
  • Memahami struktur rencana pelajaran
  • Memahami isi dari masing-masing 12 mata pelajaran
  • Mendapatkan pengalaman secara langsung dengan beberapa teknik pedagogis
  • Menyiapkan beberapa alat peraga untuk pelaksanaan kegiatan siswa

Dalam program ini, kami juga mengadakan pelatihan secara online selama 2 hari untuk 8 orang pendidik dari Mercy Corps/Permatil dari Timor Leste. Program ini telah disetujui dan didukung oleh Kementerian Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, serta menjangkau ribuan anak sekolah di Timor Leste.

Pada tahun 2023, kami melatih 6 guru untuk program percontohan Keluarga Bebas Plastik Sekali Pakai.

 

163

Guru Dilatih

19

Sekolah Terjangkau

Pelatihan Guru Pahlawan Samudra

Pelatihan yang terkait dengan Program Pahlawan Samudra terdiri dari lokakarya secara offline selama 2 hari atau sebagai alternatif 15 modul pembelajaran secara online. Tujuannya adalah agar para guru sekolah dasar:

  • Memahami tujuan keseluruhan program
  • Memahami beberapa teknik pedagogis yang meningkatkan pengalaman peserta didik
  • Mendapatkan pengetahuan tentang plastik sekali pakai, polusi, dan solusinya
  • Memahami struktur rencana pelajaran
  • Memahami isi masing-masing dari 12 mata pelajaran
  • Mendapatkan pengalaman langsung dengan teknik pedagogis yang efektif
  • Menyiapkan alat peraga yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan siswa
138

Guru Dilatih

16

Sekolah Terjangkau

Pelatihan Guru Sekolah Nol Sampah

Pelatihan yang terkait dengan Program Sekolah Nol Sampah terdiri dari lokakarya daring atau luring selama 2 hari. Pada hari pertama pelatihan, kami juga mengundang seluruh staf administrasi sekolah dan guru lainnya (kelas 1-3) untuk ikut serta dalam misi nol sampah di sekolah. Kami menyediakan makanan ringan, makanan, dan minuman bebas plastik sekali pakai. Tujuannya adalah agar guru sekolah dasar kelas 4-6:

  • Memahami tujuan keseluruhan program
  • Mendapatkan pengetahuan tentang plastik sekali pakai, polusi, pemilahan dan solusinya
  • Memahami beberapa teknik pedagogis yang meningkatkan pengalaman pelajar
  • Memahami struktur rencana pembelajaran
  • Memahami isi dari masing-masing 12 kegiatan pembelajaran
  • Mendapatkan pengalaman langsung dengan teknik pedagogi yang efektif
  • Menyiapkan alat peraga yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan siswa
18

Guru Terlatih

48

Berorientasi pada Staf Sekolah

Kursus Online PELITA

Tujuan dari program pelatihan guru secara online ini adalah untuk memperkenalkan konsep dasar pendidikan keberlanjutan yang akan memungkinkan siswa untuk beradaptasi dengan tantangan baru di abad ke-21 dan menginspirasi mereka untuk hidup selaras dengan lingkungan. Selain itu, program ini juga menginspirasi para pendidik lokal untuk memulai proyek lingkungan berbasis sekolah/masyarakat.

Para peserta pelatihan belajar tentang:

  • Pembelajaran transformatif – teknik pengajaran modern yang mendukung siswa untuk mengembangkan kreativitas serta keterampilan komunikasi dan kolaboratif yang diperlukan untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti dalam perubahan dunia yang cepat
  • Isu lingkungan, krisis iklim, dan pentingnya hidup selaras dengan alam
  • Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) dan kewarganegaraan global
  • Solusi berkelanjutan yang dapat diterapkan di komunitas mereka

 

550

Pendidik Terjangkau

15

Guru Dilatih

...

3. INFRASTRUKTUR RAMAH LINGKUNGAN

Kami meningkatkan infrastruktur sekolah untuk meningkatkan dampak pendidikan ekologi sambil memotivasi guru dan siswa dengan hadiah ramah lingkungan dan materi pendidikan.

Buku Pendidikan Lingkungan

Sejak tahun 2015, kami telah mengirimkan ribuan buku anak-anak berbahasa Indonesia yang terkini dan penuh warna tentang topik-topik menarik seperti fauna, flora, ekosistem, dan lingkungan ke berbagai sekolah di seluruh Indonesia. Jelajahi kisah mereka.

Dalam program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai dan Keluarga Bebas Plastik Sekali Pakai, serta Program Pahlawan Samudra (kelas 4-6), semua peserta (6.005) dijangkau oleh komik edukasi Tasini dan Workbook Pahlawan Samudra.

86

Sekolah Terjangkau

9.455

Anak-anak Terjangkau

Gantungan Kunci/Tas Belanja Pakai Ulang Tasini

Diberikan sebagai penghargaan motivasi bagi peserta Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai, Program Sekolah Nol Sampah, dan Program Pahlawan Samudra. Tasini adalah tas belanja pakai ulang yang mudah dibawa yang terbuat dari 2 botol PET daur ulang, tas ini dapat dilipat menjadi gantungan kunci yang mewakili salah satu dari 5 spesies laut.

7.810

Tasini Diberikan

Filter Air Siap Minum Nazava

Diberikan sebagai penghargaan motivasi bagi sekolah yang melaksanakan Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai dan Program Sekolah Nol Sampah. Anak-anak tidak memiliki akses air minum di sekolah. Filter air siap minum memungkinkan mereka untuk mengisi ulang botol yang dapat digunakan kembali daripada membeli minuman dalam plastik sekali pakai.

94

Filter Air Siap Minum DIberikan

Set Alat Makan Zero Waste dari Baja Tahan Karat 

Diberikan sebagai penghargaan motivasi bagi para guru pelaksana Program Sekolah Nol Sampah.

15

Set Alat Makan Zero Waste Diberikan

Botol Minum Tasini yang Dapat Digunakan Kembali

Diberikan sebagai penghargaan motivasi bagi peserta Program Sekolah Bebas Plastik Sekali Pakai.

 

2.460

Botol Minum Yang Dapat Digunakan Kembali Disediakan

Teropong

Diberikan sebagai penghargaan motivasi bagi peserta Program Konservasi Keanekaragaman Hayati. Teropong disumbangkan oleh European Association of Zoos and Aquaria dan Zoo Liberec sebagai bagian dari Kampanye Hutan Senyap mereka.

125

Teropong Disediakan

Kantin Bebas Plastik Sekali Pakai

Setelah melakukan audit sampah sekolah, kami menemukan bahwa mayoritas sampah plastik sekali pakai dihasilkan oleh kantin sekolah, yang menjadikannya pemeran kunci dalam keberhasilan Program Sekolah Nol Sampah.

Untuk mengatasi hal ini, kami melibatkan staf kantin pada hari pertama pelatihan guru. Kami memberikan pengarahan tentang tujuan program secara keseluruhan dan memberikan pengetahuan penting tentang plastik sekali pakai, polusi, pemilahan sampah, dan solusi berkelanjutan.

Sebagai bagian dari pelatihan, kami mengunjungi kantin sekolah percontohan tempat staf dapat melihat langsung bagaimana makanan dapat disajikan bebas plastik sambil tetap menjaga profitabilitas.

Untuk mendukung transisi, kami menyediakan peralatan berbahan baja tahan karat seperti cangkir, mangkuk, baki, wadah, dan ketel, serta mengurangi sampah plastik di sumbernya melalui alternatif yang berkelanjutan dan dapat digunakan kembali.

1

Kantin Dimulai

205

Peralatan Disediakan

Tempat Pemilahan Sampah dan Daur Ulang

Bagian dari peningkatan infrastruktur ramah lingkungan dari Program Sekolah Tanpa Sampah adalah memasang sistem tempat sampah yang komprehensif untuk sampah organik, sampah yang dapat didaur ulang, dan sampah residu. Sekolah juga terhubung dengan mitra daur ulang lokal untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi sirkular.

4

Set Tempat Sampah Terpasang

1

Daur Ulang Diterapkan

Fasilitas Pengomposan

Solusi rendah perawatan yang mengubah sampah organik menjadi pupuk berharga menggunakan dua lubang pengomposan, eko-enzim, dan cacing wiggler merah adalah bagian dari Program Sekolah Nol Sampah.

2

Unit Terpasang

Bantuan Pangan Ramah Lingkungan

Perekonomian Bali sangat bergantung pada pariwisata, yang menyumbang 80% pendapatannya. Wabah pandemi COVID-19 pada tahun 2020 telah berdampak buruk pada perekonomian pulau ini, menyebabkan ribuan penduduk setempat kehilangan pekerjaan atau dukungan finansial.

Menanggapi krisis ini, Green-Books.org (Yayasan Green Books Indonesia), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada pendidikan lingkungan hidup, menginisiasi sebuah proyek bantuan pangan yang disebut “Czechs for Bali” di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Ceko, berkoordinasi dengan konsul kehormatan Republik Ceko di Bali – warga asli Bali, Gusde, dan penduduk lama Ceko, termasuk OK Divers Resort .

Untuk memastikan bantuan yang efektif bagi mereka yang membutuhkan, kami dengan cermat memilih lokasi dan metode untuk mengirimkan 3.500 paket makanan. Kami berupaya keras untuk memastikan bahwa bantuan tersebut ramah lingkungan dengan menghindari penggunaan plastik sekali pakai dan minyak kelapa sawit, serta menyediakan makanan vegetarian.

3.500

Makanan Didistribusikan

...

JELAJAHI SEKOLAH YANG TELAH KAMI JANGKAU DENGAN PROGRAM KAMI DAN LIHAT CERITA MEREKA

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SELURUH INDONESIA

Donasi dari para pendukung seperti kamu telah memberdayakan lebih dari 100 sekolah di seluruh Indonesia melalui eco-edukasi. Mari bergabung dengan gerakan kami dengan menyumbang sekarang.

146 /  SDN 4 Ubung, Denpasar, Bali (grade 6A)

146 / SDN 4 Ubung, Denpasar, Bali (grade 6A)

Mrs. Ni Luh Eka Indrawati is a teacher in class VI A at the elementary school SDN 4 Ubung located in the city of... Read More
146 /  SDN 4 Ubung, Denpasar, Bali (grades 6B and 6C)

146 / SDN 4 Ubung, Denpasar, Bali (grades 6B and 6C)

Mr. Pande Ketut Suardana and Mrs. Ni Wayan Anik Garbayanti are teachers in class VI B and VI C respectively, at the... Read More
143 /  Mekar Jaya, Muaro Jambi Regency, Jambi (Batch 1)

143 / Mekar Jaya, Muaro Jambi Regency, Jambi (Batch 1)

Ms. Desmi Yurita and Ms. Nurhasanah are teachers in class IV A and IV B respectively, at the elementary school SDN... Read More
142 /  Serut, Jember Regency, East Java (Batch 2)

142 / Serut, Jember Regency, East Java (Batch 2)

Pak Gangga is a teacher at an institution under the auspices of the Pondok Pesantren Foundation in Jember City. Besides... Read More
141 / SDN 10 Cakranegara, Mataram, East Nusa Tenggara

141 / SDN 10 Cakranegara, Mataram, East Nusa Tenggara

201 school children from 7 classes of grades 4-6 of the Elementary School SDN 10 Cakranegara taking part in the 2022... Read More
140 / SDN 13 Ampenan, Mataram, East Nusa Tenggara

140 / SDN 13 Ampenan, Mataram, East Nusa Tenggara

372 school children from 13 classes of grades 4-6 of the Elementary School SDN 13 Ampenan taking part in the 2022... Read More
139 / SDN 2 Senteluk, Lombok Barat Regency, East Nusa Tenggara

139 / SDN 2 Senteluk, Lombok Barat Regency, East Nusa Tenggara

105 school children from 5 classes of grades 4-6 of the Elementary School SDN 2 Senteluk taking part in the 2022... Read More
138 / SDN 2 Meninting, Lombok Barat Regency, East Nusa Tenggara

138 / SDN 2 Meninting, Lombok Barat Regency, East Nusa Tenggara

63 school children from 3 classes of grades 4-6 of the Elementary School SDN 2 Meninting taking part in the 2022... Read More
137 / SDN 1 Meninting, Lombok Barat Regency, East Nusa Tenggara

137 / SDN 1 Meninting, Lombok Barat Regency, East Nusa Tenggara

221 school children from 9 classes of grades 4-6 of the Elementary School SDN 1 Meninting taking part in the 2022... Read More
137 / SDN 1 Meninting, Lombok Barat Regency, East Nusa Tenggara

137 / SDN 1 Meninting, Lombok Barat Regency, East Nusa Tenggara

221 school children from 9 classes of grades 4-6 of the Elementary School SDN 1 Meninting taking part in the 2022... Read More
135 / Posi Posi Rao, Pulau Morotai Regency, North Maluku

135 / Posi Posi Rao, Pulau Morotai Regency, North Maluku

What motivates you to educate the children about environmental conservation? We want to create an initiative that... Read More
135 / Posi Posi Rao, Pulau Morotai Regency, North Maluku

135 / Posi Posi Rao, Pulau Morotai Regency, North Maluku

What motivates you to educate the children about environmental conservation? We want to create an initiative that... Read More
134 / Kenagarian Sungai Pinang, Pesisir Selatan Regency, West Sumatra

134 / Kenagarian Sungai Pinang, Pesisir Selatan Regency, West Sumatra

What motivates you to educate the children about environmental conservation? I saw that our environment is no longer... Read More
133 / SDI Klojen Kidul, Malang City, East Java

133 / SDI Klojen Kidul, Malang City, East Java

58 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDI Klojen Kidul took part in the Single-Use Plastic Free... Read More
132 / SDS Bina Budi Mulia, Malang City, East Java

132 / SDS Bina Budi Mulia, Malang City, East Java

64 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDS Bina Budi Mulia took part in the Single-Use Plastic... Read More
131 / SDN Sukoharjo, Malang City, East Java

131 / SDN Sukoharjo, Malang City, East Java

162 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDN Sukoharjo took part in the Single-Use Plastic Free... Read More
130 / SDN 5 Mataram, Mataram City, West Nusa Tenggara

130 / SDN 5 Mataram, Mataram City, West Nusa Tenggara

205 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDN 5 Mataram took part in the Single-Use Plastic Free... Read More
129 / SDN Oro-Oro Dowo, Malang City, East Java

129 / SDN Oro-Oro Dowo, Malang City, East Java

64 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDN Oro-Oro Dowo took part in the Single-Use Plastic Free... Read More
128 / SDN Bareng 1 Malang, Malang City, East Java

128 / SDN Bareng 1 Malang, Malang City, East Java

161 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDN Bareng 1 Malang took part in the Single-Use Plastic... Read More
025 / Gili Trawangan, North Lombok, East Nusa Tengara

025 / Gili Trawangan, North Lombok, East Nusa Tengara

For the last 2 years, Egi Wahyuni opens a Saturday class for the local children of Gili Trawangan to learn about the... Read More
043 / Batu Kota, Bitung, North Sulawesi

043 / Batu Kota, Bitung, North Sulawesi

Helen loves beach so much, that it breaks her heart every time she finds lots of trash on the beach. Local community... Read More
127 /  Pulau Baguk, Singkil, Aceh

127 / Pulau Baguk, Singkil, Aceh

Chosen as one of the best youth of Pulau Banyak, Singkil, Aceh Province, Desi Irdawati got her university scholarship... Read More
126 /  SDN 1 Batulayar Barat, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara

126 / SDN 1 Batulayar Barat, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara

137 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDN 1 Batulayar Barat took part in the Single-Use Plastic... Read More
124 /  Pulau Balai, Singkil, Aceh

124 / Pulau Balai, Singkil, Aceh

Balai Island is the main island amongst 70 islands of Banyak Islands, Aceh Province. Blessed with beautiful beaches,... Read More
085 /  Serut, Jember Regency, East Java (Batch 1)

085 / Serut, Jember Regency, East Java (Batch 1)

Fransisca is a teacher at a junior high school. She decided to implement the Zero Waste School program because she... Read More
121 /  Sukawati, Gianyar, Bali

121 / Sukawati, Gianyar, Bali

Mrs. Gung Asri is an Elementary school teacher since 2005. The SD (Elementary School) Saraswati, Sukawati, was... Read More
121 /  Sukawati, Gianyar, Bali

121 / Sukawati, Gianyar, Bali

Mrs. Gung Asri is an Elementary school teacher since 2005. The SD (Elementary School) Saraswati, Sukawati, was... Read More

120 / Gondangan, Temanggung, Central Java

Abdurrohman was a teacher in a private school, but his concern about children education and environment awareness in... Read More

118 / Sawinggrai, Raja Ampat, West Papua

Mr. Jonas came the first time to Raja Ampat in 2015 and worked with an International NGO in Abore island. He fell in... Read More
117 / Melinggih Kelod, Gianyar, Bali

117 / Melinggih Kelod, Gianyar, Bali

The library will have a "Waste for Lessons" program, in which the students trade recyclable waste for English Lessons.... Read More
116 / Sambinasi Barat, Ngada, East Nusa Tenggara

116 / Sambinasi Barat, Ngada, East Nusa Tenggara

The children here already planted mangroves and want to do more projects for the environment in the future! There are... Read More
115 / Bandarbaru, Deli Serdang, North Sumatra

115 / Bandarbaru, Deli Serdang, North Sumatra

This village is stuck in their old habits, which badly affect the environment. Our green books want to change that!... Read More
115 / Bandarbaru, Deli Serdang, North Sumatra

115 / Bandarbaru, Deli Serdang, North Sumatra

This village is stuck in their old habits, which badly affect the environment. Our green books want to change that!... Read More
113 / Gunungsari, Banjarnegara, Central Java

113 / Gunungsari, Banjarnegara, Central Java

After losing the Reading Garden, he used to go to as a child, Mr. Suparno took action and started his own one. There... Read More
112 / SDN 15 Mataram, Mataram, West Nusa Tenggara

112 / SDN 15 Mataram, Mataram, West Nusa Tenggara

136 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDN 15 Mataram took part in the Single-Use Plastic Free... Read More
111 / SDN 2 Batulayar Barat, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara

111 / SDN 2 Batulayar Barat, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara

66 school children from classes 4-6 of the Elementary School SDN 2 Batulayar Barat took part in the Single-Use Plastic... Read More
110 / Detusoko Barat, Ende, East Nusa Tenggara

110 / Detusoko Barat, Ende, East Nusa Tenggara

In this Youth Centre in Detusoko, the children have to recycle plastic and paper to join the English course. Mr.... Read More
109 / Gotong Royong, Langkat, North Sumatra

109 / Gotong Royong, Langkat, North Sumatra

Mrs. Janine is teaching children about the environment and sustainability. She is hoping that they will apply what they... Read More
108 / Sirau, Banyumas, Central Java

108 / Sirau, Banyumas, Central Java

Ibu Purwati loves her job as library administrator. The library was awarded as one of the best in the district. The... Read More

107 / Gili Asahan, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara

Kids of Asahan is a small initiative established in 2018, located on the island of Gili Asahan in South-West Lomboks... Read More

107 / Gili Asahan, West Lombok Regency, West Nusa Tenggara

Kids of Asahan is a small initiative established in 2018, located on the island of Gili Asahan in South-West Lomboks... Read More
106 / Kolono, Konawe Selatan, Southeast Sulawesi

106 / Kolono, Konawe Selatan, Southeast Sulawesi

Andri hopes to create one reading club in each village someday and to engage the locals in the environmental issues. In... Read More
105 / Malaka, North Lombok, West Nusa Tenggara

105 / Malaka, North Lombok, West Nusa Tenggara

“The community doesn’t have good environmental education. That’s why they don’t know the dangers of... Read More
104 / Sibang Kaja, Badung, Bali

104 / Sibang Kaja, Badung, Bali

These kids will spend their time after school for creative games, practicing English and reading our green books. Rima... Read More
102 / Srimulyo, OKU Timur, South Sumatra

102 / Srimulyo, OKU Timur, South Sumatra

The school doesn’t have enough funding to provide the library with new books, only to pay the teachers' salaries.... Read More
100 / Kuta Male, Tanah Karo, North Sumatra

100 / Kuta Male, Tanah Karo, North Sumatra

Jhon works with the NGO The Kukang Program to give education to local communities about wildlife, nature and the... Read More
099 / Kaliasem, Buleleng, Bali

099 / Kaliasem, Buleleng, Bali

The village near Lovina beach is witnessing the damage of the coral reef and ocean pollution with plastic first... Read More
098 / Sebangki, Landak Regency, West Kalimantan

098 / Sebangki, Landak Regency, West Kalimantan

Sakolah Adat is a private non profit school providing customary education to indigenous children in... Read More
097 / Elok, Alor Regency, East Nusa Tenggara

097 / Elok, Alor Regency, East Nusa Tenggara

Their small village is so remote that it has had no access to electricity or internet connection for many years. Mr.... Read More
096 / Marga Bakti, Ogan Komering Ilir Regency, South Sumatera

096 / Marga Bakti, Ogan Komering Ilir Regency, South Sumatera

Apa sih yang melatarbelakangi kakak untuk mengajar anak-anak tentang pelestarian Lingkungan?  Secara spesifik saya... Read More
095 / Klumpit, Tuban, East Java

095 / Klumpit, Tuban, East Java

Most of the local people work as limestone miners in the mountains, which causes huge environmental damage. The area... Read More
094 / Kalibaru Wetan, Banyuwangi, East Java

094 / Kalibaru Wetan, Banyuwangi, East Java

The village used to be surrounded by forest. The locals had to cut it down to survive as farmers. The local... Read More
093 / Ensaid Panjang, Sintang, West Kalimantan

093 / Ensaid Panjang, Sintang, West Kalimantan

Pak Riyanto dedicates most of his time to the community library where he teaches the kids about the environment. The... Read More
092 / Tahak, Ketapang Regency, West Kalimantan

092 / Tahak, Ketapang Regency, West Kalimantan

Sakolah Adat is a private non profit school providing customary education to indigenous children in... Read More
089 / Medan Krio, Deli Serdang, North Sumatra

089 / Medan Krio, Deli Serdang, North Sumatra

The kids here have been upcycling plastic bottles into artwork and they clean the school together every friday. Pak... Read More
088 / Sidomulyo, Bantul, DI Yogyakarta

088 / Sidomulyo, Bantul, DI Yogyakarta

This learning center provides free lessons to kids, whose parents can't afford any private tutoring. Mrs. Eva, the... Read More

087 / Gampong Jambo Timu, Lhokseumawe, Aceh

Mrs. Meutia Hasan created a community center called Rumoh Baca. Children come here regularly to read, play, and to... Read More

087 / Gampong Jambo Timu, Lhokseumawe, Aceh

Mrs. Meutia Hasan created a community center called Rumoh Baca. Children come here regularly to read, play, and to... Read More
086 / Sangketan, Tabanan, Bali

086 / Sangketan, Tabanan, Bali

This community is lacking motivation to live sustainably even though they already have some knowledge about it. Once... Read More
084 / SMA Cahaya (Grade 11), Medan, North Sumatra

084 / SMA Cahaya (Grade 11), Medan, North Sumatra

Irene Panggabean, is one of grade 11 students of SMA Cahaya Medan, North Sumatera. She is the coordinator of the class... Read More
083 / Tasikmadu, Malang,  East Jawa

083 / Tasikmadu, Malang, East Jawa

Dzul Qornain is a 5th-grade teacher at SD Muhammadiyah 4 Malang, East Java. A school that has a beautiful environment... Read More
082 / Lihunu, Minahasa Utara, North Sulawesi

082 / Lihunu, Minahasa Utara, North Sulawesi

These kids already engage in activities like reading or snorkeling, so they can protect their coasts in the... Read More
078 / Pasir Putih, Manokwari, West Papua

078 / Pasir Putih, Manokwari, West Papua

Mrs. Kambuaya is an Indonesian language teacher at SMP Negeri 19 Manokwari. In addition to teaching, she also runs a... Read More
077 / Penggage, Musi Banyuasin Regency, South Sumatera

077 / Penggage, Musi Banyuasin Regency, South Sumatera

Mr. Mardan, was born in Bengkulu. In 2019, he was assigned as a teacher for 6th grade at MIN 2 Musi Banyuasin, one of... Read More
076 / Petukangan Selatan, South Jakarta

076 / Petukangan Selatan, South Jakarta

Mr. Viki Iswanto is managing a library that is serving up 2000 children from kindergarten, elementary, junior high and... Read More
075 / Dangin Puri Kangin, Kota Denpasar, Bali

075 / Dangin Puri Kangin, Kota Denpasar, Bali

Mr. I Made Apriwan is a book aficionado. He played a big role in reviving the library in his school. He set up the... Read More
074 / Cimareme, Bandung Barat, West Java

074 / Cimareme, Bandung Barat, West Java

There is trash everywhere in the area where Budi Permana lives due to the lack of knowledge about the danger of trash... Read More
073 / Wilayut, Sidoarjo, East Java

073 / Wilayut, Sidoarjo, East Java

Ratih is one of activists of Gerobak Pustaka Wilayut Community, which is located at Wilayut Village, Sidoarjo, East... Read More
069 / TBM Sabilul Huda, Ciamis, West Java

069 / TBM Sabilul Huda, Ciamis, West Java

Mr. Zezen loves to read. As he has accumulated a lot of books, he decided to set up a library, so more people could... Read More
068 / Desa Kalisada, Buleleng, Bali

068 / Desa Kalisada, Buleleng, Bali

After retiring from her job and moving to Singaraja, Mrs. Marshall decided to help the children in Buleleng regency and... Read More
067 / Teku, Banggai Regency, Southeast Sulawesi

067 / Teku, Banggai Regency, Southeast Sulawesi

Maryati likes to play with kids. In fact, she has just built her own small public library next to her rented... Read More
066 / Kutabanjarnegara, Banjarnegara, Central Java

066 / Kutabanjarnegara, Banjarnegara, Central Java

Mrs. Siti Rokhyati Agustiani is the head of library at a Junior High School and the university tutor of the library... Read More
065 / SMA Cahaya, Medan, North Sumatra

065 / SMA Cahaya, Medan, North Sumatra

Herianto Tamba is a teacher at Cahaya public high school in Medan, North Sumatra. His first introduction with education... Read More
064/ Pucangro, Lamongan, East Java

064/ Pucangro, Lamongan, East Java

Mrs. Munasyarotul Fadlilati enjoys teaching kids, one of the reasons that made her open the Bintang Brilliant Reading... Read More

063 / Kobak Rante Village, Bekasi, West Java

Soleh lives at Kobak Rante Village, Bekasi, West Java. The school where he teaches is located near the landfill.... Read More
062 / Tebet Barat, Jakarta

062 / Tebet Barat, Jakarta

Mrs. Marhamah is a manager of the orphanage in Tebet, a district in South Jakarta. They look after 43 children from the... Read More
061 / Batu Katak, Langkat, North Sumatra

061 / Batu Katak, Langkat, North Sumatra

The newly opened Tiger House in North Sumatra is an educational project of Czech non-profit Green Life, aimed at... Read More
060 / Karyawangi, Bandung Barat, West Java

060 / Karyawangi, Bandung Barat, West Java

Mr. Dedi Diyana is a Physical Education teacher who’s also been a library manager for 4 years. The elementary school... Read More
059 / Watu Weri, Lembor Selatan, East Nusa Tenggara

059 / Watu Weri, Lembor Selatan, East Nusa Tenggara

Ms. Amber Clifton works at Pante Hera Turtle Conservation set up by Wicked Adventures, an ethical tour operator based... Read More
058 / Wonosalam, Demak, Central Java

058 / Wonosalam, Demak, Central Java

Mrs. Munasichah is one of the two school librarians. The school encourages its students to read more by organizing a... Read More
057 / Sidorejo, Madiun, East Java

057 / Sidorejo, Madiun, East Java

Mr. Irwan, a construction worker and farmer believes that books can help widen the horizon and change the mindset... Read More
056 / Saumlaki, West Southeast Maluku

056 / Saumlaki, West Southeast Maluku

Mr. Laban is a kindergarten teacher that believes in introducing the principles of sustainable lifestyle since early... Read More
055 / Wonorejo, Jember, East Java

055 / Wonorejo, Jember, East Java

Ms. Hastuti works as public elementary school principal in East Java, and she is really keen to change the fact that in... Read More
054 / Ambon, Maluku

054 / Ambon, Maluku

Mr. Stanley, the founder of Heka Leka gives lectures twice a week at Politeknik Negeri Ambon and Pattimura University.... Read More
053 / Raja Ampat, West Papua

053 / Raja Ampat, West Papua

Ms. Warda Amir decided to join the NGO Yayasan Kalabia Indonesia so she could do something beneficial to her... Read More
052 / Wae Kelambu, Komodo, East Nusa Tenggara

052 / Wae Kelambu, Komodo, East Nusa Tenggara

Sr. Ronelyn, the headmaster of the Catholic school, applied for our “green books” because it is mission impossible... Read More
051 / Karang Panggung, Musi Rawas, South Sumatra

051 / Karang Panggung, Musi Rawas, South Sumatra

Mr. Pungky works for an NGO called Animals Indonesia. Their mission is to protect endangered species and rehabilitate... Read More
050 / Widodomartani, Sleman, Yogyakarta

050 / Widodomartani, Sleman, Yogyakarta

Originally from Sumbawa, Mr. Nanang Sujatmiko got married in Yogyakarta and decided to settle there after earning a... Read More
049 / Kauman, Ketapang, West Kalimantan

049 / Kauman, Ketapang, West Kalimantan

After finishing her study, Mrs. Desy Jayanti moved back to her home village and decided to open a small library in the... Read More
048 / Barong Tongkok, Kutai Barat, East Kalimantan

048 / Barong Tongkok, Kutai Barat, East Kalimantan

Mrs. Adriana Hubung has worked as a librarian at SDK 4 WR Soepratman Barong Tongkok, an elementary school with... Read More
047 / Caringin, Bogor, West Java

047 / Caringin, Bogor, West Java

When Mrs. Heni worked in Hong Kong, she always put away some money so she could buy her favorite books. She collected... Read More
046 / Saumlaki, West Southeast Maluku

046 / Saumlaki, West Southeast Maluku

Latdalam is a remote village located one hour from the regency capital of Maluku Tenggara Barat. Despite moving to the... Read More
045 / Rantemenduruk, Toraja Utara, South Sulawesi

045 / Rantemenduruk, Toraja Utara, South Sulawesi

The school libraries in the vicinity only provide access to boring textbooks. Therefore, Mr. Martinus--an environmental... Read More
044 / Sanur, Despasar, Bali

044 / Sanur, Despasar, Bali

Mrs. Eni converted her house into a co-working establishment called Sanur Space. Numerous local communities use her... Read More
042 / Nongan, Karangasem, Bali

042 / Nongan, Karangasem, Bali

There are 6 elementary schools, 5 pre-schools, 1 vocational school, and 2 kindergartens in the vicinity, but zero... Read More
041 / Gondek, Jombang, East Java

041 / Gondek, Jombang, East Java

After finishing his study in English literature, Mr. Babrak moved back to Jombang and decided to be a farmer. In 2008... Read More
040 / Iboih, Sabang, Aceh

040 / Iboih, Sabang, Aceh

Iboih Village is located on Pulau Weh, with abundant pristine rainforests and fringed by coral reefs. Originally a... Read More
039 / Painan Sago, South Pesisir, West Sumatra

039 / Painan Sago, South Pesisir, West Sumatra

When on a scholarship in USA, Ms. Mega noticed that the schools there provided students with all kinds of books, not... Read More
038 / Muara Pawan, Ketapang, West Kalimantan

038 / Muara Pawan, Ketapang, West Kalimantan

Mrs. Dini followed her husband to this remote village that is reachable only by plane or boat. She is a teacher at a... Read More
037 / Karangbong, Probolinggo, East Java

037 / Karangbong, Probolinggo, East Java

Mr. Edi Kurniawan Farid, the library manager who teaches Arabic in Zainul Hasan junior high reminisced the time when he... Read More
036 / Ubud, Gianyar, Bali

036 / Ubud, Gianyar, Bali

Bali Children’s Project has a library program located in Penestanan Kaja, Ubud, where children of all ages come to... Read More
035 / Sunter Agung, North Jakarta

035 / Sunter Agung, North Jakarta

After finishing his studies, Mr. Acbar Dheny converted some space in his house into a small library. Initially, people... Read More
034 / Mlaten, Mojokerto, East Java

034 / Mlaten, Mojokerto, East Java

The plan to make this region as an industrial area of East Java costs environmental damages; smoke from steel factories... Read More
033 / Kedung Banteng, Jombang, East Java

033 / Kedung Banteng, Jombang, East Java

Mrs Wiwik left behind Surabaya’s big city life and office job and moved to her husband's village to pursue the dream... Read More
032 / Jember Lor, Jember, East Java

032 / Jember Lor, Jember, East Java

Mr. Iman Suligi is a true book aficionado. Not only he established a community library in his premises, he has also... Read More
031 / Kawisanyar Kebomas, Gresik, East Java

031 / Kawisanyar Kebomas, Gresik, East Java

This Junior High School was built in a swampy area where people used to dispose their rubbish. Sadly, it keeps... Read More
030 / Pd. Ranggon, East Jakarta

030 / Pd. Ranggon, East Jakarta

Mr. Fadli and his wife Olga built their house without cutting down the existing trees and named it Green House. They... Read More
029 / Ambore, Rote Island, East Nusa Tenggara

029 / Ambore, Rote Island, East Nusa Tenggara

Rote Island, located between Sumba and Timor is entering international spotlight thanks to its epic waves. However, its... Read More
028 / Wates, Semarang, Central Java

028 / Wates, Semarang, Central Java

TBM Rumah Mentari, operated by Ibu Mita and her friends, promote reading and storytelling to local children 6 times a... Read More
027 / Gn. Leutik, Bogor, West Java

027 / Gn. Leutik, Bogor, West Java

Due to low income and lack of education of the residents in the surrounding areas of Gn. Leutik, they started to do... Read More
026 / Nanggulan, Klaten, Central Java

026 / Nanggulan, Klaten, Central Java

Mr. Ari Pujianto and Mr. Daniel Tukiman took the initiative in solving Nanggulan's problem by establishing Bimbingan... Read More
024 / Sungai Gelam, Muaro Jambi Regency, Jambi

024 / Sungai Gelam, Muaro Jambi Regency, Jambi

There are 24 students from SD 121/IX Jerambah Bolong that are being taught by Fatma Dewi about Zero Waste School... Read More
023 / Labuan Bajo, West Manggarai, East Nusa Tenggara

023 / Labuan Bajo, West Manggarai, East Nusa Tenggara

Despite being a touristic hotspot, Labuan Bajo has been lacking a proper children community education center and... Read More
022 / Keramas, Gianyar, Bali

022 / Keramas, Gianyar, Bali

The Slukat Learning Center is a non-profit organization in Keramas village, Gianyar, Bali. With its motto "home for... Read More
021 / Tinambung, Polewali, West Sulawesi

021 / Tinambung, Polewali, West Sulawesi

Mr. M. Rahmat Muchtar established Bendipustaka Pa'issangang - a horsecart library - and goes around the villages four... Read More
020 / Lebungnala, Lampung, South Sumatra

020 / Lebungnala, Lampung, South Sumatra

Mr. Sugeng is a former elementary school librarian from Java who migrated to Lebungnala in the neighbouring island of... Read More
019 / Denpasar, Bali

019 / Denpasar, Bali

This orphanage in downtown Denpasar, Bali currently doesn't have environmental education on the list. Therefore we want... Read More
018 / Jombang, East Java

018 / Jombang, East Java

Rumah Baca & Belajar Lentera Ilmu in Desa Keras near Jombang, East Java is an already well-established library for kids... Read More
017 / Sukorejo, Sidoarjo, East Java

017 / Sukorejo, Sidoarjo, East Java

Dubbed to be "poisoning people with literacy" in his community, Mr M. Fauzi always brings along a selection of books on... Read More
013 / Sibang Kaja, Badung, Bali

013 / Sibang Kaja, Badung, Bali

This Eco-Library is located at the Multispecies Education Centre in Banjar Saren, Bali, which runs both a community... Read More
016 / Makassar Strait, West & South Sulawesi

016 / Makassar Strait, West & South Sulawesi

Using a traditional ba'go boat, Perahupustaka Pattingalloang goes far into the sea and deep into the rivers to reach... Read More
015 / Denpasar, Bali

015 / Denpasar, Bali

"Every day is a holiday in Bali" surely is not applicable to the natives who live in poverty and have to work on the... Read More
014 / Serang Brobahan, Purbalingga, Central Java

014 / Serang Brobahan, Purbalingga, Central Java

This Eco-Library would be an additional collection to Kudapustaka, a horse-powered mobile library visiting local... Read More
012 / Katimpun, Palangkaraya, Central Kalimantan

012 / Katimpun, Palangkaraya, Central Kalimantan

Katimpun village faces serious problems due to illegal gold mining, unsustainable fishing methods, and poor waste... Read More
011 / Mendoyo, Jembrana, Bali

011 / Mendoyo, Jembrana, Bali

The Eco-Library will be a section in the already established library of SMPN 1 Mendoyo, in Kabupaten Jembrana, West... Read More
010 / Batu Karas, Pangandaran, West Java

010 / Batu Karas, Pangandaran, West Java

The Eco-Library will be operated by grassroots community movement CLEAR and placed in learning centre Bale Tau, an... Read More
007 / Legian, Badung, Bali

007 / Legian, Badung, Bali

This project is carried out in cooperation with the Soul Surf Project Bali, a non-profit organization providing lessons... Read More
009 / Banda Naira, Maluku

009 / Banda Naira, Maluku

This project is carried out in cooperation with Yayasan Warna-Warni and Sabrina from Naira Dive. She and her friend... Read More
008 / Kuta, Central Lombok, West Nusa Tenggara

008 / Kuta, Central Lombok, West Nusa Tenggara

This Eco-Library had to be moved to a different location, because the Library manager couldn't find enough time to run... Read More
006 / Manubara, Pesisir, East Nusa Tenggara

006 / Manubara, Pesisir, East Nusa Tenggara

Luckily soon after the Kererobo project has been cancelled we found out through our East Sumbanese ambassador Ibu Rani... Read More
005 / Bawonahono, Nias Selatan, North Sumatera

005 / Bawonahono, Nias Selatan, North Sumatera

We carried out this project in cooperation with Indonesian non-profit ISCP. They strive for protection of nature and... Read More
004 / Kererobo, South West Sumba

004 / Kererobo, South West Sumba

The financial target has been successfully reached and the books sourced nevertheless this project has been... Read More
003 / Petiwung, Central Lombok

003 / Petiwung, Central Lombok

This project was carried out in cooperation with the Czech non-profit Kintari and Elementary School SD MI Nurulhaq.... Read More
002 / Patawang, East Sumba, East Nusa Tenggara

002 / Patawang, East Sumba, East Nusa Tenggara

Ibu Desi is the principal of the local Junior High School. She kindly provides her own premises to the readers' circle... Read More
001 / Weekarou, West Sumba, East Nusa Tenggara

001 / Weekarou, West Sumba, East Nusa Tenggara

Our trial project. We learned that an enthusiastic library manager is a necessary element for the successful operation... Read More
Schools to Sponsor
Eco-Educational Programs
Eco-Educational Books


BERITA TERBARU DARI GREEN-BOOKS.ORG

UPDATES FROM GREEN-BOOKS.ORG

TERIMA KASIH PARA MITRA KAMI